Bondowoso, 28 Mei 2025 — Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) STIS Darul Falah Bondowoso menyatakan komitmennya untuk segera mengimplementasikan Standar Operasional Prosedur (SOP) penanganan kekerasan terhadap perempuan di lingkungan kampus. Komitmen ini ditegaskan setelah Ketua PSGA, Romzatul Widad, mengikuti kegiatan Gelar Kasus Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak yang diselenggarakan oleh UPTD PPA Kabupaten Bondowoso pada 27–28 Mei 2025 di Aula Dinas Sosial P3AKB.
Kegiatan ini mempertemukan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari aparat penegak hukum, instansi pemerintah, tenaga kesehatan, hingga organisasi masyarakat sipil untuk membahas tantangan dan solusi dalam penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di wilayah Bondowoso.

Dalam forum tersebut, peserta tidak hanya membahas kasus-kasus nyata, tetapi juga merumuskan strategi bersama guna mempercepat proses penanganan korban yang berpihak pada keadilan dan pemulihan. Salah satu hasil penting dari kegiatan ini adalah dorongan untuk menyatukan persepsi dan membentuk SOP lintas sektor yang terintegrasi.
Romzatul Widad menyampaikan bahwa PSGA STIS Darul Falah siap menjadi bagian dari solusi dengan membawa semangat perlindungan tersebut ke dalam lingkungan kampus. “Kekerasan terhadap perempuan bisa terjadi di mana saja, termasuk di dunia pendidikan. Oleh karena itu, kampus harus menjadi zona aman yang memiliki mekanisme penanganan yang jelas dan berpihak pada korban,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa hasil dari workshop ini akan menjadi dasar dalam penyusunan dan penerapan SOP anti kekerasan di STIS Darul Falah. Langkah konkret yang akan diambil meliputi pelatihan petugas layanan internal, pembentukan unit pengaduan, serta penyediaan akses terhadap konseling hukum dan psikologis bagi korban.
Dengan adanya langkah ini, PSGA STIS Darul Falah berharap seluruh civitas akademika dapat bersama-sama menciptakan lingkungan kampus yang bebas dari kekerasan, serta mendukung upaya perlindungan dan pemberdayaan perempuan secara berkelanjutan